Saturday 22 October 2016

Mengapa Metrotv Sering Sudutkan Islam? Ini Kesaksian Menghebohkan 2 Mantan Senior Produser...


Mengapa Metrotvsering menyudutkan Islam? Dan mengapa beritanya dinilai tendensius? Kesaksian dua mantan Senior Produser Metrotv ini menggemparkan media sosial.

Misalnya pada Januari lalu, Metrotv telah menuduh Wahdah Islamiyah sebagai teroris. Setelah menuai banyak protes, akhirnya Metrotv mengakui kesalahannya dan meminta maaf melalui acara acara Selamat Pagi Indonesia, Selasa (19/1/2016).

Pada 2012 lalu, Metrotv menyudutkan Rohis sekolah sebagai tempat rekrutmen teroris. Sontak, pemberitaan melalui infografis itu pun menuai protes dari sejumlah ormas Islam mulai dari JPRMI, BKPRMI, hingga MUI.

Masih banyak tayangan Metrotv yang menyudutkan Islam hingga ada yang menilainya sebagai TV anti Islam.

Mengapa demikian? Kesaksian dua mantan staf Metrotv ini cukup menggemparkan.

Dalam video berdurasi 1 menit 48 detik yang diunggah Anti Mainstream Media ke laman Facebook-nya, Mantan Senior Produser News Metrotv Edi Wahyudi membongkar bagaimana berita tertentu harus ditayangkan dan berita tertentu tidak boleh tayang. Juga tokoh tertentu harus tampil dan tokoh tertentu tidak boleh ditampilkan.

“Perintah yang oleh teman-teman disebut sebagai perintah dewa. Ini harus tayang, ini nggak boleh tayang. Si itu harus muncul, si ini nggak boleh muncul. Itu bisa dari pimpinan yang paling tinggi, bisa dari menetes, menetes begitu. Dan itu sudah sangat dipahami oleh temen-temen,” kata Edi Wahyudi.

Apa kepentingan berita tertentu harus diangkat dan tokoh tertentu harus ditampilkan? Reporter hingga produser pun tidak boleh tahu. “Kita tanya apa kepentingannya, itu dosa besar,” ujar Edi.

Sedangkan Matheus Dwi Hartanto, Mantan Senior Produser News Metrotv, mengungkapkan bahwa ketika ia masih baru, dengan mudahnya ditawari uang Rp 10 juta agar seorang tokoh diberitakan. Dan menurutnya, hal itu adalah hal biasa karena seseorang yang masih baru seperti dia saja sudah ditawari uang agar tokoh tertentu ditampilkan.

Berikut ini video kesaksian Edi Wahyudi dan Matheus Dwi Hartanto:



No comments:

Post a Comment